Jumat, 14 Agustus 2009

Berbagi Pengalaman Menjadi Perawat Gawat Darurat

Gawat Darurat....!!!

Tercengang, Kaget serta takut waktu membaca surat penempatan setahun yang lalu,  ketika hari - hari yang ditunggu tiba. Selepas 14 hari melaksanakan Orientasi ruangan, kami para calon Pegawai Negeri Sipil sangat menantikan berita yang cukup mendebarkan itu. Tak sedikit yang menanggapi dengan santai, karena sebagian besar mereka sudah "menitip" tempat. Berbeda denganku, sangat berbeda malah, aku yang waktu itu hanya seorang perantauan, tak ada ikatan persaudaraan dengan seorangpun "punggawa-punggawa" Rumah sakit M. Yunus (waktu itu beredar kabar, kalau ingin posisi enak, rajin - rajinlah minta tolong dengan saudara "punggawa"), bahkan wajah kota bengkulu masih terasa asing bagiku. Ruang Gawat Darurat sangat jauh dari bayanganku waktu itu, maklum waktu sehari orientasi disana aku sedikitpun tak merasa nyaman, tak merasa hebat, dan tak merasa terkenal hingga harus direkomendasikan di ruangan tersebut.

Hari Pertama kulalui tak begitu mulus, pasien membludak.... dan sungguh aku juga tak membayangkan bahwa ruang IGD RS. M. Yunus Bengkulu, berbeda cara kerja dari tempatku mengambil praktik Ners ku di Palembang. Sutrisss... rasanya. 

"Tolong lanjutkan Hectingnya..." ucap perawat senior.....

Hecting..!!! oh my god!!! seumur-umur aku belum pernah hecting, bagaimana mungkin di hari pertama sudah harus hecting.... 

Dengan jujur kujawab, kalo aku belum bisa hecting, minta jadi operator saja (dengan gaya bijak), dan seniorku hanya tersenyum....

Mana Drip mana IV

haha... sekarang ketika mengingat kejadian dulu, makin banyak ketawa saja... antara Palembang dan Bengkulu istilah yang dipakai banyak berbeda (perasaanku).

Pernah aku disuruh TNPS, bingung lah... di palembang kami biasa menyebutnya TTV (lebih keren daripada Tensi, Nadi, Pernafasan, Suhu)

Lebih seru lagi ketika ada pasien diare tengah malam, mencret berkepanjangan tak tertahankan.... waktu itu order dokter mengatakan "tolong injeksi Ranitidin IV". yup!! prinsip IV, IM, SC, IC tentu aku belum lupa, hanya saja IV menurut saya waktu itu ada dua jenis, yaitu Drip (memasukan dalam botol infus), dan Bolus (langsung injeksi ke selang). alhasil, dengan rasa bimbang aku terjemahkan sendiri bahwa IV adalah Drip (setelah melalui 3 kali tanya dan jawab yang sama-sama tak nyambung dengan dokter), dan apa yang terjadi..... fiuh... terpakasa harus kocor sana sini biar obat yang satu ampul itu bisa masuk segera... ternyata emang tak mudah.

Pasien Steven Jhonson akibat larutan Penyegar

wow... ternyata penderita Syndroma Steven Jhonson, angka kejadiannya cukup banyak di Preovinsi Bengkulu... dan herannya, hampir semuanya diakibatkan meminum larutan penyegar.. Bombastis kan...

Banyak Belajar

Kalau sekarang ada yang bertranya apakah aku masih kecewa ditempatkan di IGD?? jawabannya tentu tidak, rasa lelah yang berlipat dari orang lain, banyak belajar hal baru sudah sangat memuaskanku sekarang. aku dulu tak membayangkan bahwa aku akan bisa memasang infus bayi seperti sekarang, mengerti istilah2 baru bagi telingaku, dan tentunya sekarang aku lebih banyak ilmu ketimbang dulu, dan aku harus lebih banyak belajar lagi...

3 komentar:

  1. kak, berbagi pengalamannya waktu ngambil profesi kak, soalnya kamu udah mw masuk profesi, kira2 apa yang musti disiapin ya kaK. Trus dari satu stase ke stase lain ada yang musti diingat gak kak? terima kasih

    BalasHapus
  2. kak mohon sarannya saya masih SMP tapi tekad saya bulat mau jadi perawat terus kalau saya udah lulus sebaiknya lanjutin kemana?

    BalasHapus
  3. kak wawan, anda perawat yang keren.
    saya juga sudah ambil prodi perawat dan membayangkan segala hal termsuk memasangkan infus...

    hahaha seru sekali.
    thanks buat infonya dn cerita pengalaman kakak.

    BalasHapus

mari bijak berkomentar disini